Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Papua Tak Akan Ada Kebenaran dan Keterbukaan Sementara Dalam NKRI

Fhoto:ilustrasi Keterbukaan Papua merupakam wilayah yang paling timur dari asia dan paling barat dari Pasifik. Secara De-jure dan De-fakto Papua memerdekakan diri Pada tahun 1961 dengan mengibarkan bendera bintang kejora. Tetapi karena Indonesia melihat kekayaan alam yang dimuliki sehingga secara paksa di masukan kedalam pangkuan NKRI. Yang sebelumya Papua tidak termasuk dalam NKRI. Pada awal itulah, masyarakat papua memasuki dunia yang gelap, artinya bahwa Papua penuh Pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan, stigmasisasi, memortalisasi dan lainya. Sehingga Pulau Papua di rebut dengan cara pangkuan ke pangkuan (baca buku: Papua dari Pangkuan Ke Pangkuan, Penulis: Agus, A Alua )  Sekian tahun Papua tak ada akhir penderitaan diatas tanah sucinya. Mengapa demikian? Kita kewalahan, tak tahu kebaikan apa yang dilakukan oleh Indonesia untuk Papua sementara dalam NKRI ini.  Indonesia misteri besar bagi Papua. Juga, Papua tidak tahu sebenarnya apa kebaikan yang dilakukan oleh Indonesia, yang terjad

Kelihaian TNI Cenderawasih Tangkap OPM

Dalam masa OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang semakin menjadi-jadi dalam berulah, aparat keamananpun semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya. Kemarin, rabu 26 Januari Januari 2014, mungkin saja andapun sudah mendengar mengenai berita penangkapan 3 anggota OPM yang berhasil dibekuk oleh aparat gabungan TNI dan Polri. Yang membuat menarik untuk kali ini, proses penangkapan dilakukan dengan cara yang cukup lihai. Bermodalkan keberanian dan keprofesionalan, seorang anggota TNI berpangkat Serma (Sersan Mayor) dengan inisial “S”, rela menjadi umpan demi keberhasilan tugas. Menurut kesaksian Mayjen TNI Fransen (Pangdam XVII/Cenderawasih) sebagai pimpinan tertinggi TNI di Papua, keberhasilan penangkapan 3 anggota OPM ini merupakan kelanjutan dari penangkapan anggota OPM sebelumnya, yakni yang berhasil ditangkap di wilayah Paniai hari sabtu 24 Januari kemarin. Dalam penyampaiannya, beliau mengatakan bahwa anggota OPM yang berhasil ditangkap sebelumnya di Paniai itu, memberikan banyak i

Makan Semua Burung

Yaklep tiba di Jawa. Begini ketemu dengan Mas Jawa. Baru mas Jawa dia tanya, "Mas, di Papua sa dengar kam makan burung. Burung kaka tua juga di makan ya?" Yaklep dengan percaya diri bialng. "Tidak hanya burung kaka tua, burung nuri, cendrawasi, kaswari, mambruk, tahun-tahun semua kami tembak, bakar baru makan dia?" Mas jawa dia kaget tra baik. "Jangan mas… Kan burungnya bagus. Sayang.. Lebih bagus dipiara." "Ah, piara-piara apa? Jangankan burung-burung itu... Burung garuda saja kami mau panah bikin dendeng tapi, untung negara indonesia larang jadi." he,he,he,,,,

Ganti Lirik

Pace satu ni baru turun dari kampung, jadi antua sore pi jalan2 ke kota k ini.. sampe di kota de dapat kantor polsek, karna sore jadi polisi dong ada kaseh turun bendera "Merah Putih". Tra pikir panjang, pace turun hajar polisi dong disitu.. tra lama dong tangkap antua dia dan kapolsek interogasi. Kapolsek: "Pace, kenapa pukul sa pu anak bua??..." Pace: " Trada bapa, sa tau di Lagu "Berkibarlah Benderaku" dong bilang "Siapa berani menurunkan engkau, Serentak rakyatmu membela" karena itu yang sa pukul..!! Kapolsek: " Adoooo pacee.. itu cuma lagu!!" Pace: Iyo.. kalo begitu kam ganti lirik to...!! "diturunkan jam 6, dinaikan jam 6". kapolsek: ???!!!>#$%^&?? hahahaha..

Benny Wenda Berbicara “Kemunculan Asap, Namun Abaikan Api sebagai Penyebab” – Timika Papua

Suatu hal yang menyedihkan, krisis konflik antara sekelompok kecil warga Papua yang masih berambisi untuk mewujudkan disintegrasi Papua dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan pihak aparat kemanan masih saja terjadi. Kali ini, terkait kejadian yang baru-baru saja terjadi di wilayah Timika Papua Barat. Sungguh menyedihkan, di satu sisi memang dimaklumi bahwa menyampaikan aspirasi adalah hak setiap orang yang hidup termasuk mereka kelompok kecil yang menginginkan disitegrasi Papua, namun di sisi lain aparat keamanan juga tentu pasti bertindak sesuai dengan ranah tugas dan tanggungjawab yang mereka emban. Kejadian terbaru yang terjadi di wilayah Timika Papua Barat yang dimaksud, yakni terkait dengan penangkapan warga yang berjumlah sekitar seratusan orang oleh aparat TNI dan Polri. Penangkapan yang dilakukan oleh aparat tersebut, tentu dilakukan bukan dengan tanpa alasan, tapi tentu adanya tindakan-tindakan yang mereka lakukan, yang membuat aparat terpaksa harus melakukan pe

Dia Sudah Meninggal

Moses Douw /Photo int. Malang Kota Apel (Kota Batu)           Pada suatu ketika, Tak lupa seorang wanita muda dari Agadide yakni Nopince Bunai, mencintai seorang laki-laki yang bernama Moses Douw, kira-kira saat itu keduanya tidak sekolah atau belum memasuki masa sekolah.         Tetapi masih berjalan kisah cinta tersebut dengan putri Aga itu. Namun, karena memasuki masa perkembangan dalam arti bahwa kedua selambai bunga mulai mengenakan seragam sekolah untuk masuk di kelas satu SD (Sekolah Dasar). Nama SD itu adalah SD YPPK Bodatadi, SD itu hanya empat kelas. ketika itu yang mengajar hanya dua orang guru tetap dan dua orang guru honorer.     Disekolah itu, siswa sangat lumayan banyak, di kisarkan sekitar 90-an. Siswa-siswi di SD tersebut berasal dari beberapa kampung terdapat di Agadide, yakni dari Etogei, Kanebaida, Katuwo, Tipagei, Togogei, Yabomaida, Bodatadi dan Ganiakato.           Jarak yang harus di tempuh siswa ke sekolah dari beberapa kampung diatas ini sangat jauh dikisarkan

Kapankah Konflik Aparat Vs OPM di Papua berakhir ???

“Ada apakah dengan Papuaku ini ? Kenapa kini ku harus berada di antara konflik yang tiada berujung ? Memang sih, konfliknya kecil dan tidak terlalu besar, tapi kapankah semua ini berakhir ? Aku ingin Papua ini damai. Aku ingin Papua ini sebagaimana slogan yang sering ku dengar bahwa Papua itu - Tanah Damai -. Kenapakah konflik ini masih saja ada?” Begitulah kira-kira mungkin lamunan yang dirasakan oleh warga-warga Papua yang tak berdosa, yang kini menjadi korban di antara konflik yang masih saja terjadi. Mereka bosan mendengar berita tertembaknya aparat penjaga keamanan oleh kelompok separatis bersenjata, begitupun sebaliknya mereka juga bosan mendengar berita tertembaknya kelompok separatis oleh aparat, karena bagaimanapun juga, kelompok separatis itu tetaplah saudara mereka. Lebih dari itu, mereka juga bahkan mungkin lebih bosan lagi, karena terkadang merekalah sebagai warga sipil yang menjadi korban di antara baku tembak dan perselisihan yang terjadi. Mereka bosan, karena terkadang

Sambut 2015, Hilangkan Pemikiran Destruktif dan Primitif di Papua !!!

Ah, tidak terasa. Satu minggu sudah kita hidup dalam suasana baru di tahun 2015 ini. Hujan cahaya petasan yang menghiasi langit di malam tahun baru seminggu silam, mungkin masih terasa hangat dalam benak kita. Suasana riang, suka, ria dan gembirapun tentu meliputi perasaan kita dengan datangnya 2015 ini. Hanya saja permasalahannya, sejauh manakah perubahan yang kita rasakan dengan datangnya tahun baru yang konon katanya identik sebagai momen “ pembawa harapan baru ” itu??? Dalam menjawab pertanyaan di atas, perlu sikap bijak yang harus kita lakukan dan kedepankan. Kita perlu menyadari dan memahami bahwa, perubahan itu pada dasarnya bersifat disambut dan dijemput, bukan hanya untuk diharapkan dan ditunggu saja. Kita bukanlah raja dalam negeri ini, yang tinggal duduk manis dan menunggu perubahan itu, namun justru kita adalah salah satu bagian daripada penentu perubahan itu. Tidak ada pemerintah, tidak ada rakyat. Tidak ada Presiden, tidak ada tukang becak. Tidak ada guru, tidak ada petan

Papua Kaya akan Konflik

                                                                   Jalan menuju Kebebasan Pulau Papua kaya akan orang miskin Pulau Papua kaya akan eksploitasi Orang Papua kaya akan pembunuhan  Pulau Papua kaya akan pemerkosaan  Pulau Papua kaya akan Penebangan Maka>>>> Pulau Papua kaya akan ketidak-(wajar)-an  kapan kah saya akan memiliki kekayaanku..? Papua sangat di kenal dengan wilayah atau bangsa yang kaya akan konflik. Sering konflik di Papua berakar dari banyak persoalan, yang kini di kenal oleh belahan dunia mengenai munculnya persoalan di Papua. Persoalan di Papua awalnya muncul dari beberapa masalah yang kini di kelompokn menjadi beberapa bagian yakni: 1.Kekuatan Militer (Militerisme) 2. Ketidakadilan  3. Perbedaan Ideologi 4. Perbedaan Budaya 5. Kepentingan dan 6. Lemahnya leadership; ect.         inspirasi/ketidakadilan Pintu masuknya persoalan diatas ini, menjadi pintu persoalan yang besar. Kekuatan militer merupakan kekuatan negara yang di turunkan