Langsung ke konten utama

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Kapankah Konflik Aparat Vs OPM di Papua berakhir ???


“Ada apakah dengan Papuaku ini ? Kenapa kini ku harus berada di antara konflik yang tiada berujung ? Memang sih, konfliknya kecil dan tidak terlalu besar, tapi kapankah semua ini berakhir ? Aku ingin Papua ini damai. Aku ingin Papua ini sebagaimana slogan yang sering ku dengar bahwa Papua itu -Tanah Damai-. Kenapakah konflik ini masih saja ada?”

Begitulah kira-kira mungkin lamunan yang dirasakan oleh warga-warga Papua yang tak berdosa, yang kini menjadi korban di antara konflik yang masih saja terjadi. Mereka bosan mendengar berita tertembaknya aparat penjaga keamanan oleh kelompok separatis bersenjata, begitupun sebaliknya mereka juga bosan mendengar berita tertembaknya kelompok separatis oleh aparat, karena bagaimanapun juga, kelompok separatis itu tetaplah saudara mereka. Lebih dari itu, mereka juga bahkan mungkin lebih bosan lagi, karena terkadang merekalah sebagai warga sipil yang menjadi korban di antara baku tembak dan perselisihan yang terjadi. Mereka bosan, karena terkadang mereka jugalah yang menjadi sasaran peluru panas dari kelompok separatis itu, menjadi sasaran amukan kelompok separatis yang membakar rumah dan honay-honay mereka itu, dan lain sebagainya.

Ah, permasalahan ini cukup pelik memang. Buktinya, hingga kini permasalahan ini masih saja belum mampu teratasi secara sempurna, walaupun berbagai upaya sudah dilakukan.
Mengajak turun kelompok separatis yang lebih rela hidup kelaparan di gunung-gunung dengan perjuangan versi angannya, tidaklah mudah. Aspirasi mereka yang menginginkan terpisahnya Papua dari Indonesia, seolah menjadi ideologi yang mengakar kuat dalam hati mereka. Ibarat kata, mereka jauh lebih memilih mati daripada turun gunung dan menyatakan diri sebagai warga negara Indonesia.

Dari segi aspirasi ini, memang mereka tidaklah salah. Karena apapun itu, aspirasi merupakan hak bagi setiap orang yang hidup. Hanya saja permasalahannya, apakah dengan tetap bertahannya mereka dengan ideologinya itu, akan membawa keberhasilan bagi Papua, ataukah justru sebaliknya ? Inilah sebetulnya yang harus direnungkan dan dipahami oleh mereka.


Penyelesaian Konflik.
Untuk mengakhiri konflik ini, sebenarnya hanya ada dua alternatif penyelesaian saja. Pertama, Pemerintahan Indonesia yang mengalah dan memenuhi aspirasi sekelompok kecil mereka yang menginginkan disintegrasi Papua itu (walaupun dengan mengorbankan warga Papua yang lainnya yang tentu saja masih ingin Papua tetap sebagai bagian dari NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia). Kedua, sebaliknya dari alternatif penyelesaian pertama, yakni sekelompok kecil mereka itulah yang harus mengalah dan menerima dengan sepenuh hati bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia. Dengan terpenuhinya salah satu di antara dua alternatif tersebut, tentu konflik ini akan selesai.
Lalu, apa yang harus dilakukan terkait hal ini ? Hanya ada tiga pilihan. Pertama, melakukan alternatif penyelesaian pertama tersebut, kedua melakukan alternatif penyelesaian yang kedua, ketiga membiarkan Papua terus dilanda konflik yang tiada berakhir.
Di sini, kita semua mempunyai pilihan masing-masing. Namun, rasa-rasanya tidak akan ada di antara kita yang memilih pilihan yang ketiga, yakni memilih Papua terus larut dalam konflik. Hanya saja, yang mana yang harus dipilih di antara pilihan pertama dan pilihan kedua ? Mari kita tentukan pilihan masing-masing dan berusaha membantu mewujudkannya.

Sebagai penulis, tentu saya juga akan memberikan masukan akan pilihan yang tepat yang harus diambil. Pilihan saya, lebih cenderung secara pasti kepada pilihan kedua, yakni harus segera kembalinya sekelompok kecil mereka yang menginginkan disintegrasi Papua dari Indonesia ini, kembali kepada kesadaran dan kemenerimaan akan kenyataan bahwa Papua memang bagian dari NKRI, yang memang sebaiknya haruslah selalu begitu.
Pilihan saya sebagai penulis ini, tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Karena, memilih sesuatu tanpa alasan, berarti memilih dengan tanpa mengetahui pertimbangan baik antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang salah. Untuk itu, untuk melengkapi tulisan ini, penulis akan akhiri dengan mengungkapkan alasan kepemilihan penulis akan pilihan kedua tersebut, yakni sebagai berikut :

- Pertama, kelompok pengingin disintegrasi Papua itu merupakakan kelompok kecil saja, yang tentu kelompok dari warga Papua yang lainnya lebih utama untuk dipenuhi keinginannya.

- Kedua, kebertahanan mereka dengan pemikirannya itu, hanyalah akan membuat Papua semakin larut dalam kekacauan, keterlambatan bahkan kemunduran.

- Ketiga, akar pemikiran mereka rapuh dan sangat lemah, dengan demikian, bila keinginan mereka dipenuhi, tentu Papua akan jatuh terpuruk setelah perkembangan yang kita rasakan hari ini.

- Keempat sekaligus yang terakhir, tentu agar konflik segera berakhir, terwujud Papua yang damai, bersatu bersinergi satu sama lain membangun Papua lebih maju.
Demikian tulisan ini penulis akhiri, semoga saja para pembaca yang budiman sepemikiran dengan saya, demi terwujudnya Papua yang damai dan semakin maju.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mob Papua : Nene vs Cucu

Nene dan cucu laki-laki duduk cerita-cerita : Cucu :  " Nene katanya laki dan perermpuan itu tdk boleh tidur sama-sama ka ? Nene : "  Iyo...to Bahaya skali Cucu  : " kenapa jadi ? Nene :" Karena dilarang agama kecuali dong 2 su nikah, nti kalu hamil bagaimana ? Cucu : " Oh..klu bapak dan mama tidak apa2...ee........klu begitu sya sekarang malas tidur lagi dengan nene. Nene : " Bah...knapa jdi ko sudah tdk mau tidur lagi dengan nene ? Cucu : " malas saja to....!!......nanti  nene ko hamil lagi........... hahahah...dilarang senyum2.../////????????.

Lakukan Razia, Polres Keerom Berhasil Amankan Minuman Keras Jenis Bir Bintang

Pacenews, Keerom - Kasat Reskrim  Polres   Keerom  Ipda Hotma P. A. Manurung, S.Tr.K bersama beberapa personilnya melakukan  razia  premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dibeberapa titik di Kab.  Keerom , Jumat (29/12/2017). Saat dikonfirmasi Ipda Hotma P.A Manurung, S.Tr.K, mengatakan bahwa Patroli dan  Razia  Premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dengan sasaran  pemalakan , senjata tajam dan  mabuk  mabukan di Jalan. “kami melakukan penyusuran sepanjang jalan Trans Irian dari  Arso  VII, I, VI,  Arso  Kota dan Workwana dan alhasil kami mendapati beberapa tempat yang digunakan oknum  masyarakat  sedang mengkonsumsi  miras  termasuk ada yang kita dapati mobil parkir di pinggir jalan dengan 3 (tiga) penumpangnya yang sedang  mabuk  setelah kita lakukan pemeriksaan ditemui BB di dalam mobil di temukan adanya minuman beralkohol jenis Bir Bintang 1 karton sdh dikonsumsi dan 1 karton masih utuh, “terang Kasat Reskrim. Kasat Reskrim menambahkan, kami langsung melakukan himabauan se

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Pacenews.id- Mappi- Demi terciptanya situasi kondisi dan harkamtibmas menjelang Pemilukada serentak tahun 2018 yang kondusif, Polres Mappi melaksanakan kunjungan ke kantor Panwaslu Kabupaten Mappi dalam rangka silaturahmi memantapkan sinergitas kemitraan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2018, Rabu pagi (24/01/2018). Dalam silaturahmi Kapolres Mappi AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan,S.I.K,M.I.K yang didampingi Kasat Intelkam Iptu Supriyono diterima komisioner Panwaslu Arnold Kwamtagai S.Sos beserta komisioner,Kegiatan kunjungan ini bertujuan menjalin silaturahmi dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilukada serentak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tahun 2018 Juga sinegritas dan kerjasama semua elemen yang ada diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Kabupaten Mappi. “Pelaksanaan Pemilu pada Juni 2018 mendatang, seluruh elemen mulai dari KPU,Panwaslu serta masyarakat diharapkan bisa bersinerg