Langsung ke konten utama

Postingan

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

SELALU ADA PAGI (Di Ulang Tahunku)

Sejak aku lahir di atas Bumi Papua ini, peristiwa malam dan siang yang dahulu aku kenal. Seketika malam aku tidur demi kesehatan tubuhku, sementara demikian bulan terang menemani tidur malamku dan ketika siang aku membuka biji mataku untuk memandang si terang yang terbit dari timur. Matahari memberikanku kekuatan dan kehangatan dengan teriknya. Namun, dimalam hari ada bulan yang menggantikan untuk menerangi seluruh muka bumi. Sayangnya, bulan tak mungkin menerangi seluruh malam tetapi bulan selalu memberi kegelapn pada setiap bulan. Hal ini yang saya tak harapkan. Kehidupan yang aku lalui di 20 tahun yang lalu ini merupakan malam hari tanpa bulan yang menerangi kehidupan saya. Oleh sebab itu, selamat datang kehidupan pagi dengan Embun Keniapa, Agadide, Diyai dan Puyai dengan terik sinar matahari untuk memberi kehangatan, hidup baru, perilaku baru, dan sifat yang baru. Karena saya ingin kehidupanku ke depan berjalan dengan baik, kesehatan juga saya berharap baik, mendapatkan pendidikan ...

Aku Hanya Ingin yang Terbaik untuk Papua

Secara ras, Papua memang beda dengan ras melayu. Papua merupakan ras melanesia, yang secara fisik bercirikan kulit hitam dan rambut kriting. Posisinya yang secara geografis berada di ujung timur Indonesia, membuatnya terhimpun dengan ras melanesia lainnya seperti warga Maluku dan warga NTT (Nusa Tenggara Timur) yang juga berkulit hitam dan berambut kriting. Lebih dari itu, ditinjau secara geografis, Papua juga terhimpun dengan saudara-saudaranya ras melanesia di luar batas negara. Secara geografis, sekalipun berbeda kenegaraan, Papua terhimpun dalam ras melanesia dengan PNG (Papua New Geanue), Vanuatu, Kep. Solomon, Fiji dan Keldonia Baru. Atas ras melanesianya tersebutlah, sebagian kecil warga Papua, kini terjebak dalam rasisme atau kesukuan. Mereka merasa diri berbeda dengan bangsa Indonesia, karena menurut mereka Indonesia adalah ras melayu, jauh berbeda dengan mereka yang ber-ras-kan melanesia. Mereka merasa orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang berkulit putih, kuning langs...

TETE DAN NENE PACARAN DEKAT TAI AYAM

ada tete dan nene yang lagi asik pacaran .. pas nene ada geser2 di bangku taman begini nene pegang tai ayam.. nene langsung lapor ke tete.. baru tete bilang : anak kecil siapa yang berak tai ayam, seh!!!

PACE MABUK TIDUR DI GEREJA

Ada pace satu dia mabuk baru dia tidur di gereja. Pas hari minggu begini waktu pak pendeta datang kasih bangun pace,... pace mabuk itu langsung jawab : apakah salah aku tidur di rumah bapakku...?

TAGIH UANG KE ANAK-ANAK GAUL DAN PACE SATU

cerita tentang dua orang mabuk yang slak mo tagih uang ke anak-anak gaul dengan satu pace tentara...

GAJAH DAN SEMUT DI KEBUN BINATANG

Menceritakan tentang  sepasang hewan yang berbeda ukuran berpacaran. Dan sang semut diminta pertanggungjwaban ketika si gajah hamil.

Jangan Nodai Greja-Greja Papua !!!

 * Menuai hikmah, dari sebuah kisah # Alkisah, suatu hari seorang pemuda cerdas yang berbadan legam dan gagah, pergi berkelana mencari sesuatu yang terkuat di dunia ini. Langkah demi langkahpun ia tapakkan, berkelana mencari jawaban tentang sesuatu yang menjadi tanya dalam dirinya. Langkah kakinya nampak pasti, tatapannya tajam, pikiriannya menerawang jauh menembus penjuru-penjuru cakrawala dunia. Singkat cerita, si pemuda tersebutpun akhirnya berlabuh terhadap sebuah jawaban. Ia menemukan bahwa yang terkuat di dunia ini adalah besi. Jawaban tersebut ia dapatkan ketika ia tertegun melihat pasak-pasak besi yang mampu menopang gedung-gedung tinggi dan ketika ia melihat lempengan-lempengan besi yang mampu menjadi tameng dari tank-tank tempur. Ia begitu takjub terhadap kekuatan dan kehebatan besi-besi itu, hingga akhirnya, dalam alam pikirannya ia pun bergumam, “ternyata yang terkuat di dunia ini adalah besi”. Namun tak lama setelah itu, tanpa disangka ia pun mulai heran ketika melihat...