* Menuai hikmah, dari sebuah kisah
# Alkisah, suatu hari seorang pemuda cerdas yang berbadan legam dan gagah, pergi berkelana mencari sesuatu yang terkuat di dunia ini. Langkah demi langkahpun ia tapakkan, berkelana mencari jawaban tentang sesuatu yang menjadi tanya dalam dirinya. Langkah kakinya nampak pasti, tatapannya tajam, pikiriannya menerawang jauh menembus penjuru-penjuru cakrawala dunia.
Singkat cerita, si pemuda tersebutpun akhirnya berlabuh terhadap sebuah jawaban. Ia menemukan bahwa yang terkuat di dunia ini adalah besi. Jawaban tersebut ia dapatkan ketika ia tertegun melihat pasak-pasak besi yang mampu menopang gedung-gedung tinggi dan ketika ia melihat lempengan-lempengan besi yang mampu menjadi tameng dari tank-tank tempur. Ia begitu takjub terhadap kekuatan dan kehebatan besi-besi itu, hingga akhirnya, dalam alam pikirannya ia pun bergumam, “ternyata yang terkuat di dunia ini adalah besi”.
Namun tak lama setelah itu, tanpa disangka ia pun mulai heran ketika melihat besi-besi itu meleleh saat terbakar dalam kobaran api. Besi yang ia anggap terkuat sebelumnya itu, harus luluh tak berdaya ketika dihadapkan dengan panasnya api. Darinya, kemudian ia pun mulai meragukan akan kekuatan besi. Pikirannya mulai beralih, ia yang tadinya meyakini bahwa besilah yang terkuat, kini mulai meyakini bahwa yang terkuat adalah api, bukanlah besi.
Tak lama setelah itu, ia pun harus terheran lagi ketika melihat api yang berkobar-kobar harus padam kala dihadapkan dengan air. Tak disangkanya, ternyata, api tidaklah sekuat apa yang ia bayangkan. Melihat api yang tidak berdaya di hadapan air, kemudian iapun mulai mengalihkan kembali keyakinannya, meyakini bahwa yang terkuat di dunia ini adalah air, bukanlah api dan besi.
Begitulah seterusnya. Dalam pencariannya tersebut, keyakianannya terhadap sesuatu yang terkuat di dunia ini, harus berubah-ubah seiring dengan berubahnya setiap jawaban yang ditemukannya. Ia yang terakhir kali menemukan jawaban bahwa airlah yang paling kuat di dunia ini, keyakinannya teralihkan kepada uap (angin) tatkala ia melihat air tak kuasa menahan dirinya yang harus menguap dan terombang ambing bersama angin. Dengan demikian, iapun meyakini yang terkuat adalah angin.
Begitu pulalah ketika ia melihat angin itu tak berdaya menerpa gunung, iapun meyakini bahwa gununglah yang terkuat. Selanjutnya ketika ia melihat manusia mampu menginjakkan kakinya di atas gunung, bahkan yang tertinggipun, iapun meyakini bahwa manusialah yang terkuat. Selanjutnya ketika ia melihat manusia tidak kuasa melawan rasa kantuk, iapun meyakini bahwa rasa kantuklah yang terkuat. Selanjutnya ketika ia melihat bahwa rasa gelisah mampu menghilangkan rasa kantuk yang dirasakan seseorang, iapun meyakini bahwa rasa gelisahlah yang terkuat. Terakhir, ketika ia melihat kekuatan iman seseorang mampu menghilangkan rasa gelisah seseorang, iapun meyakini, bahwa kekuatan imanlah yang terkuat.
Dengan demikian, dalam pencariannya menemukan sesuatu yang terkuat di dunia ini, si pemuda itupun berlabuh pada jawaban terakhir yang ditemukannya, yakni, bahwa yang terkuat di dunia ini adalah “Kekuatan Iman”.
# Cerita tersebut, bukanlah cerita nyata. Namun, dari cerita tersebut, penulis bermaksud menuai hikmah bahwa betapa besarnya arti kekuatan iman dan betapa pentingnya ia dalam kehidupan.
Dalam kehidupan ini, kita dapat melihat banyak fakta. Dengan kekuatan iman, seseorang mampu melakukan apapun, bahkan terhadap sesuatu yang secara akal normal biasa, bisa dianggap sebagai sesuatu yang konyol.
Misalnya, dengan kekuatan iman, kita melihat bahwa seseorang mampu untuk tidak menikah dalam seumur hidupnya (biarawati, pastur dan biksu), yang mana hal tersebut adalah hal yang tak mungkin mampu dilakukan manusia secara umum, terlebih bagi para penggila seks.
Misal yang lain, dengan kekuatan iman, kita dapat melihat seseorang mampu melakukan bom bunuh diri ataupun melakukan pembunuhan secara sadis, sebagaimana kita lihat fenomena itu pada orang-orang ISIS (Islamic State Iraq and Suria - organisasi teroris -). Sekalipun hal tersebut nampak tidak masuk akal di pikiran kita, tapi mereka melakukannya atas nama iman mereka terhadap sesuatu yang diyakininya.
Demikianlah kekuatan iman, yang pada dasarnya ia adalah sesuatu yang sangat baik, namun akan salah kaprah bila ia teraplikasikan terhadap keimanan yang salah, sebagaimana pada misal di atas, kita lihat kekuatan iman itu teraplikasikan secara salah kaprah oleh kelompok teroris ISIS.
* Penyelewengan Iman, di Greja-Greja Papua.
Sebagaimana telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya, bahwa kekuatan iman itu memiliki arti penting dalam kehidupan ini. Ianya, memiliki peran yang penting, baik secara individual, maupun secara sosial. Seperti perkara ISIS yang telah dicontohkan, ia kini bukan lagi suatu kejahatan yang bersifat individual, namun sudah bersifat sosial yang berpengaruh terhadap tataran kehidupan secara universal. Ia telah merambah dari timur tengah ke negeri barat, bahkan hingga ke negeri kita. Sudah bukan sesuatu yang diragukan lagi, bahwa simpatisan ISIS yang ada di negeri kitapun bukan satu atau dua orang lagi, namun sudah cukup banyak dan tersebar di berbagai wilayah.
# Kaitannya dengan hal tersebut, maka begitupun dengan wilayah Papua. Keyakinan umat dalam hal keimanan yang salah, akan berdampak besar bagi tatanan kehidupan Papua secara universal. Ianya, dapat menjadi salah satu faktor penentu arah perkembangan Papua ke depannya.
Dalam hal ini, para pemuka agama memiliki peranan yang besar. Sedikit saja mereka mengeluarkan stetmen sesuatu, maka umat akan dengan mudah untuk mengikutinya. Dengan demikian, maka apabila stetmen yang dilontarkan oleh para pemuka agama tersebut bersifat positif, tentu akan memberikan efek sosial yang positif. Namun, apabila stetmen yang dilontarkan oleh para tokoh agama bersifat negatif, maka sudah barang tentu ianya juga pasti akan memberikan efek sosial yang negatif bagi bangsa Papua.
# Kaitannya dengan hal tersebut, dan terkait mengenai isu dan permasalahan Papua, terutama dalam hal adanya sebagian kecil warga yang ingin mendisintegrasikan Papua dari NKRI, maka para pemuka agama memiliki peranan yang sangat penting.
Dalam hal ini, karena Papua secara mayoritas penduduknya beragama Nasrani, baik Khatolik maupun Protestan, maka para pendetalah yang memegang peranan ini. Sebagai pemuka agama, tindakan mereka dalam menyikapi hal ini, berpengaruh besar terhadap dampak yang bisa terjadi.
Selanjutnya, terkait isu krusial yang terjadi di Papua terkait adanya gerakan sebagian orang yang bersifat anarkis, seperti pada kelompok yang biasa disebut sebagai OPM (Organisasi Papua Merdeka), maka para pendeta diharapkan mampu memberikan nasehat-nasehat untuk mereka. Para pendeta diharapkan untuk memberikan pelajaran yang baik dan menyadarkan mereka.
Jangan sampai, para pendeta malah mendukung mereka, sebagaimana yang terjadi pada beberapa pendeta seperti Pdt. Dr. Benny Giay (Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua), Pdt. Socratez Sofyan Yoma (Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua) dan Pdt. Selvi Titihalawa (senior Gereja Kristen Injili Papua). Mereka adalah para pemuka agama, yang diharapkan nasehat-nasehat baiknya oleh umat. Bila mereka setuju bahkan jika sampai mengeluarkan pernyataan dukungan kepada OPM, terlebih yang bersifat provokatif, maka hal ini akan sangat berbahaya untuk kedamaian Papua ke depannya. Bila dibiarkan, maka Papua akan terancam senantiasa tidak aman ke depannya. Papua akan senantiasa dipenuhi suasana konflik ke depannya.
Untuk itu, maka diharapkan kepada ketiga pendeta tersebut, begitu juga kepada para pendeta lainnya, untuk benar-benar mengajarkan hal-hal yang bersifat positif dan benar dalam setiap khobahnya di greja-greja. Ajarkan cinta kasih sebagaimana ajaran Yesus yang diyakini. Ajarkan cinta damai untuk Papua, dan ajarkan untuk tidak berpecah seperti yang terjadi pada OPM.
Diharapkan kepada para pendeta, agar tidak menyelewengkan amanat dan kepercayaan yang telah diberikan umat di greja-greja tempat anda berkhotbah. Jangan nodai greja-greja dengan provokasi-provokasi yang mampu menimbulkan perpecahan. Ajaklah umat untuk segera menyadarkan mereka yang masih berpecah belah, yang masih mabuk-mabukan dan lain sebagainya untuk sama-sama membangun Papua ini bersama Pemerintah. (BW)
Komentar
Posting Komentar