Langsung ke konten utama

Postingan

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Langit Pu Warna Hijau atau Biru Kah ???

Ada pace prajurit satu ini dia pu tugas khusus untuk kasi jinak-jinak BOM dengan dipandu via radio oleh dia pu Komandan. Komandan    : Kijang satu ke kijang dua. Bagaimana kondisi disana..? Ganti. Prajurit           : Sa ada di depan BOM yang mau meledak ini Komendan..! Petunjuk..? Ganti. Komandan    : Tolong ko kasi bersih area dulu..! Prajurit           : Ohh maksudnya ngepel dan nyapu begitukah Komendan..? Mohon Instruksi..! Ganti.. Komandan    : Buuukaaannn..! Otak nangka ini..! Ko ambil radius beberapa meter dari pusat BOM, baru ko kasi bersih area itu dari obyek yang membahayakan. Prajurit           : Siap Komendan..!! Laksanakan. Selang berapa lama begini, Prajurit ada kasi laporan kepada Komandan. Prajurit           : Lapor Komendan, area sa su kasih bersih ini.. Ganti.....

Kisruhnya Situasi Politik di Papua

Dalam suatu kajian filsafat, penulis pernah mendapatkan suatu ilmu bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua unsur, yakni raga sebagai unsur fisik dan ruh sebagai unsur bathin. Raga sebagai unsur fisik, merupakan bagian dari diri manusia yang bersifat materi dan inderawi, sedangkan unsur ruh merupakan bagian dari diri manusia yang bersifat nonmateri dan non inderawi. Dalam hal ini, ruh dapat dikatakan lebih atau bahkan sebagai inti dari diri manusia bila dibandingkan dengan raganya yang berfungsi hanya sebagai cover/fisik. Pada dasarnya, raga  manusia hanyalah seonggok materi yang tidak berbeda dengan benda lainnya yang juga bersifat materi. Batu, tanah, besi dan benda-benda lainnya tidak berbeda dengan raga manusia dari segi kemateriannya. Namun, karena manusia memiliki unsur ruh dalam dirinya seperti yang sudah disinggung di awal, maka manusia menjadi jauh berbeda dari benda-benda lainnya. Kaitannya dengan hal tersebut, ruh manusia juga dibagi lagi ke dalam empat daya. Pertama...

‘Adik’ dan ‘Adem’ Bukti Kesungguhan Pusat untuk Papua

Papua Center - Sejak pertama kali digulirkan tahun 2012, program afirmasi pendidikan tinggi (ADIK) dan pendidikan menengah (ADEM) bagi peserta didik dari Papua telah menyekolahkan  lebih dai 2.000 pelajar. Mereka tersebar di 39 perguruan tinggi negeri dan sekolah menengah terbaik di seluruh Indonesia. Program ini adalah bukti kesungguhan Pemerintah Pusat untuk membangun dan memajukan Papua di bidang pendidikan tinggi dan menengah. Untuk Program ADEM, sejak 2014 telah diperluas, tidak hanya untuk Papua tetapi juga untuk daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) lainnya yaitu Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Dirjen Dikdasmen Kemdikbud Achmad Jazidie mengatakan, kuota ADEM yang diberikan pada tahun ini untuk siswa dari Papua dan Papua Barat masih sama dengan tahun lalu yaitu 500, sedangkan untuk empat wilayah 3T yang baru sebanyak 200 kouta. Direktur Pembelajaran dan Mahasiswa (Belmawa) Ditjen Dikti, Illah Sailah mengatakan, tujuan program ADik adalah...

Puron Wenda Terungkap Pimpinan Penembakan Dua Anggota Brimob

Papua Center - Penembakan yang dilancarkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap anggota polisi yang sedang melakukan patroli di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, 28 Juli tahun lalu menewaskan dua anggota polisi. Dari hasil prarekonstruksi Polda Papua di sekitar bukit Kampung Buton, kawasan Skyline, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Selasa (10/2/2015), penembakan itu ternyata dipimpin langsung oleh Puron Wenda. Dalam parekontruksi itu, sepuluh adegan yang diperagakan oleh pelaku dan korban tertembak dalam penyerangan. Prarekontruksi dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses penyerangan yang dilakukan oleh Puron Wenda dan anggotanya yang mengakibatkan anggota polri bernama Bripda Yogi dan Bripda Zulkifli tertembak. Hasil rekonstruksi itu terungkap, Puron Wenda bersama 12 orang anak buahnya menunggu anggota polisi yang sedang berpatroli di pinggir jalan. Saat itu sebanyak 8 orang melakukan patroli dari arah distrik Pirime menuju ke perbatasan di Wamena. Tiba-tiba di t...

Mahasiswa Papua dalam FPKTP Serukan PT Freeport Ditutup

Papua Center -  Ribuan mahasiswa Papua di Jawa dan Bali dalam Forum Peduli Keadilan Tanah Papua (FPKTP) menggelar demonstrasi depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Rabu, (04/02/15), Jakarta. Dalam aksi yang dikawal ketat aparat keamanan negara Indonesia dari berbagai kesatuan ini, secara bergantian, para massa aksi berorasi, dengan tuntutan mereka, tutup Freeport Indonesia, tutup semua perusahaan lain di atas tanah Papua dan menuntut hak untuk bangsa Papua menentukan nasib sendiri. Hal ini juga ditegaskan Wenas Kobogau, juru bicara aksi. “Kami tuntut Freeport dan sejumlah perusahan asing yang ada di tanah Papua ditutup, karena tidak memberikan manfaat bagi orang Papua selama ini. Hanya pembunuhan, penganiayaan, perampasan tanah adat yang ada,” teriak Kobogau dalam orasinya. Menurut Wenas, perusahaan demi keuntungan merugikan masyarakat adat. Pemerintah yang melihat ini membiarkan begitu saja karena dapat bagian keuntungan. Militer Indonesia menjadi anjin...

RUU Otsus Plus Papua Sudah Dimasukkan Dalam Rancangan DPD

Papua Center - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI sudah memasukkan Rancangan RUU Otsus Plus sebagai usul inisiatif yang saat ini sedang dibahas bersama DPR RI. Demikian dikatakan Wakil Ketua DPD Prof. DR Farouk Muhammad didampingi Ketua Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DR Abdul Gafar Usman, MM bersama anggota Senator dari Papua Pdt. Charles Simaremare,  Senator dari Lampung DR Andi, Senator dari Sumatera Utara Prof Damayanti, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, Selasa (3/2/2015) di ruang rapat Sekretaris Daerah Papua. “Kami telah memberikan usulan terkait RUU otsus plus kepada DPR RI dan DPR RI selanjutnya akan  melihat hal itu. Nantinya akan kita lihat, siapa yang kebagian mengajukan hak ini. Apakah menggunakan hak inisiatif DPD atau DPR RI,” kata Forouk. Forouk mengaku Pimpinan DPD RI juga telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta bersama wakil ketua dan juga didampingi para ketua alat kelengkapan lembaga yang merupakan utusan daerah di Indonesia itu. Dal...

Papua Tak Akan Ada Kebenaran dan Keterbukaan Sementara Dalam NKRI

Fhoto:ilustrasi Keterbukaan Papua merupakam wilayah yang paling timur dari asia dan paling barat dari Pasifik. Secara De-jure dan De-fakto Papua memerdekakan diri Pada tahun 1961 dengan mengibarkan bendera bintang kejora. Tetapi karena Indonesia melihat kekayaan alam yang dimuliki sehingga secara paksa di masukan kedalam pangkuan NKRI. Yang sebelumya Papua tidak termasuk dalam NKRI. Pada awal itulah, masyarakat papua memasuki dunia yang gelap, artinya bahwa Papua penuh Pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan, stigmasisasi, memortalisasi dan lainya. Sehingga Pulau Papua di rebut dengan cara pangkuan ke pangkuan (baca buku: Papua dari Pangkuan Ke Pangkuan, Penulis: Agus, A Alua )  Sekian tahun Papua tak ada akhir penderitaan diatas tanah sucinya. Mengapa demikian? Kita kewalahan, tak tahu kebaikan apa yang dilakukan oleh Indonesia untuk Papua sementara dalam NKRI ini.  Indonesia misteri besar bagi Papua. Juga, Papua tidak tahu sebenarnya apa kebaikan yang dilakukan oleh Indonesia, ya...