Langsung ke konten utama

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Kinerja Guru Tua di Pedalaman Papua

Oleh: Moses Douw
         
Guru merupakan tenaga yang ditetapkan untuk mengajar disuatu sekolah. Kemudian guru juga merupakan orang tua kedua bagi muridnya ketika itu berada dalam kelas atau di sekolah. Tetapi secara umum guru atau pendidik merupakan tugas utama di kelas yakni: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jejang pendidikan usia sekolah atau usia dini yang tidak diberikan atau diperhatikan oleh kedua orang tuanya dirumah. Sebab itu, guru juga merupakan posisi yang besar dalam mendidik muridnya sebagai orang ketiga dalam keluarga. Dalam prosesnya guru pun mempunyai tugas multifungsi yakni: sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, agent of Change, inovator, konselor, dan administrator. Hal ini kita bayangkan lagi di Papua. Misalkan: seorang guru hanya mengajar di sebuah sekolah. Contoh di Paniai khusus di SD YPPK Bodatadi Desa Yabomaida, Agadide yang tenaga pengajarnya seorang saja selama beberapa tahun, peranan beberapa orang guru semuanya di pegang oleh seorang guru.

Sebagaimana tugas seorang pengajar atau pendidik disekolah, namun betapa hebatnya guru seperti demikian tetapi sayangnya seorang guru tak ada jasa yang diperoleh. Sehingga guru disebut dengan “pahlawan tanpa Jasa”.

Kinerja guru sangat luar biasa. Tak ada orang yang sukses bila tak melewati guru di sekolah. Seorang pejabat pangkat berapapun pasti lewat guru dimanapun seorang siswa, pelajar atau murid disekolah.

Tak lupa mengingat kembali guru-guru tua di Papua yang selalu menghabisan waktu bermain dengan kapur tulis dengan tongkat kecil ditangan didepan kelas, dengan berbagai cara mengajar yang dilakukan oleh guru-guru tua di Papua, untuk kehidupan anak muridnya. Pengabdian seorang guru di Papua sangat disayangkan sebab seorang guru tua di Papua semuanya menetap ditempat pengabdianya hingga tak tahu pulang kekampung asalnya, sehingga pada akhirnya tumbuh rambut putih ditempat mengajar tersebut, sebab di Papua guru bertugas dengan secara campuran atau bersilangan.

Musibah selalu dihadapi oleh guru-guru tua di Papua. Apalagi medan di Papua sangat susah untuk jangkau hanya dengan jalan kaki. Sebab demikian guru-guru tua di Papua sangat mengorbankan apa yang dia miliki hanya untuk mengajar.  Berbagai hambatan dan tantangan selalu dilewati oleh guru-guru tua di Papua, Terrekam dalam benakku, ada beberapa hal menjadi hambatan dalam mengajar dan bertempat ditinggal didaerah pengabdiannya itu sendiri.

Intraksi Sosial

Pada umumnya guru-guru tua di Papua semuanya bersilangan atau tidak hanya mengajar dikampung halamannya. Namun peyebaran guru-guru tua di Papua secara bersilangan. Maksud bahwa guru-guru dari Sorong dan Fakfak mengajar di Wamena dan Merauke dan sebaliknya secara bersilangan. Apalagi guru-guru tua dari Paniai (Meeuwodide) mereka mengapdi dikampung lain, hingga saat ini yang terpopuler adalah Wamena, Pegunungan Bintang, Puncak Jaya dan lainya.

Namun demikian, secara langsung seorang guru yang turun mengajar disuatu tempat tertentu pasti melalui penyesuaian yang lama dengan peduduk asli disuatu tempat atau intraksi sosial meskipun itu satu ras (kulit coklat dan rambut keriting).  Sering penyesuaian seorang guru tak seiring dengan budaya dan tatanan hidup suatu suku sehingga kadang menimbulkan suatu persoalan dalam mengajar disekolah, hanya karena perbedaan identitas suku-suku di Papua itu sendiri.  Tetapi sebagian besar guru-guru tua berhasil untuk menempati pelosok-pelosok di Papua untuk memanusiakan manusia Papua.

Dengan deskripsi diatas ini, menandakan bahwa interaksi sosial antara masyarakat setempat sangat berperan aktif dalam proses mendukung seorang  guru untuk mengajar murid-murid di tempat tertentu. Seorang guru gagal mengajar di Papua hanya karena tak bisa meyesuaikan dengan masyarakat daerah tersebut dan sangat berbeda dengan ideologi didaerah guru disebut. Misalkan: orang Jawa datang mengajar di Papua, dia harus menyesuaikan dengan sifat dan tatanan hidup daerah yang dia tugas sebagai pengajar (guru), tidak harus langsung mengajar tetapi seorang guru harus meyesuaikan diri dengan situasi sosial ditempat tersebut. Agar tidak terjadi aksi-aksi yang tak berkenan dihati saudara dan saudari dari bumi Papua. Namun, guru-guru tua dari Papua memang sangat licik dalam hal demikian sehingga  masyarakat asli Papua juga menerima seorang pengajar dengan baik hati. Antisipasi hanya guru yang berasal dari luar Papua karena sifat orang Papua tak sepenuhnya dipahami oleh guru non-Papua. Oleh karena itu, seluruh guru-guru tua di Papua sangat luar biasa karena selalu berkomitmen untuk mengajar dengan penyesuaian sosial yang cepat dan kelicikan dalam peyesuaian diri sangat tinggi sehingga tugas di suatu tempat atau pelosok-pelosok juga berjalan sesuai dengan harapanya.

Hubungan Antropogeografi dengan Guru tua di Papua

Antropogeografi merupakan hubungan manusia dengan lingkungan alam serta fenomena alamnya. Oleh sebab demikian, kita tahu bahwa lingkungan alam di Papua sangat kaya namun memiskinkan (sisi lain) orang asli yang berdomisili di Pulau dan dalam hal ini lingkungan alam di Papua sangat berpengaruh dengan sistem pengajaran dan proses belajar mengajar disekolah. Pengalaman sangat berbeda yang di alami oleh guru-guru tua tersebut, namun secara umum dikelompokan menjadi dua yakni pengalaman guru yang tinggal dirumah dinas dan tinggal dipelosok atau berjauhan dengan sekolah. Mengingat keadaan alam di Papua secara umum guru-guru tua yang tinggal berjauhan dengan sekolah sangat disayangkan karena musibah selalu di hadapi oleh guru-guru tersebut. Misalnya seorang guru pergi mengajar di suatu sekolah, ia harus melewati gunung dan lembah serta sungai selama satu jam. Kedengaran sangat enak namum banyak rintangan yang ia lalui seperti hujan, banjir, capek, serta sakit pun ia harus tempuh. Tapi, sering disekolah proses KBM pun tak tidak berjalan sehingga diliburkan. Pengalaman ini, terbukti ketika duduk berbincang-bincang dengan guru-guru tua di Papua. Ini merupakan gambaran umum bahwa guru-guru tua di Papua itu seperti demikian. Banyak lagi yang mereka alami.

Dalam hal ini, penulis hanya tahu keadaan seperti ini yang guru-guru tua alami sejak dahulu dan hingga sekarang masih dan tulisan ini berawal dari pengalaman banyak dialamai oleh bapak saya seketika itu ia mengajar di Namutadi, Komopa dan Bodatadi selama 25 lebih tahun. Sehingga penulis juga membayangkan keseluruh Papua pastinya merupakan pengalaman sama yang berkaitan dengan lingkungan alam dan faktor yang dialam oleh guru-guru di Papua.

Oleh karena itu, kinerja guru-guru  tua di Papua sangat berjasa bagi orang Papua yang pernah menjadi murid di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Umum. Hingga kini murid  yang dicetak oleh guru-guru tua tersebut sekarang banyak yang menjadi pejabat-pejabat besar di Papua. Terlupakan susah payah seorang guru di Papua  namun, dalam tulisan inilah mengangkat perilaku, kinerja dan situasi Papua yang dirasakan oleh seorang guru-guru tua tersebut sebagaimana kinerja guru yang kita tahu dan kita lihat di kampung serta di sekolah masing-masing.

Dengan itu, penulis menyarankan kepada semua aspek di Papua agar ikut serta untuk memperingati atau merasakan kinerja para guru tua di Papua sebab guru adalah manusia (individu guru) yang kemudian memanusiakan manusia lain. Sebab itu, saya berani berargumen bahwa seharusnya Pemerintah daerah Papua dan Pemerintah kabupaten menjaga dan melindungi kehidupan seorang guru tua; mengangkat harkat dan martabat guru, menaikan upah yang didapat, berhenti melaksanakan kenijakan kontrak guru sebab harga diri guru tua akan turun dan lengkapi sarana prasarana bagi guru tua di Papua.

Yogyakarta, 18 Mei  2015
Photo: Moses Douw / Penulis / Menongko


Penulis mahasiswa Ilmu Pemerintahan kuliah di Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mob Papua : Nene vs Cucu

Nene dan cucu laki-laki duduk cerita-cerita : Cucu :  " Nene katanya laki dan perermpuan itu tdk boleh tidur sama-sama ka ? Nene : "  Iyo...to Bahaya skali Cucu  : " kenapa jadi ? Nene :" Karena dilarang agama kecuali dong 2 su nikah, nti kalu hamil bagaimana ? Cucu : " Oh..klu bapak dan mama tidak apa2...ee........klu begitu sya sekarang malas tidur lagi dengan nene. Nene : " Bah...knapa jdi ko sudah tdk mau tidur lagi dengan nene ? Cucu : " malas saja to....!!......nanti  nene ko hamil lagi........... hahahah...dilarang senyum2.../////????????.

Lakukan Razia, Polres Keerom Berhasil Amankan Minuman Keras Jenis Bir Bintang

Pacenews, Keerom - Kasat Reskrim  Polres   Keerom  Ipda Hotma P. A. Manurung, S.Tr.K bersama beberapa personilnya melakukan  razia  premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dibeberapa titik di Kab.  Keerom , Jumat (29/12/2017). Saat dikonfirmasi Ipda Hotma P.A Manurung, S.Tr.K, mengatakan bahwa Patroli dan  Razia  Premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dengan sasaran  pemalakan , senjata tajam dan  mabuk  mabukan di Jalan. “kami melakukan penyusuran sepanjang jalan Trans Irian dari  Arso  VII, I, VI,  Arso  Kota dan Workwana dan alhasil kami mendapati beberapa tempat yang digunakan oknum  masyarakat  sedang mengkonsumsi  miras  termasuk ada yang kita dapati mobil parkir di pinggir jalan dengan 3 (tiga) penumpangnya yang sedang  mabuk  setelah kita lakukan pemeriksaan ditemui BB di dalam mobil di temukan adanya minuman beralkohol jenis Bir Bintang 1 karton sdh dikonsumsi dan 1 karton masih utuh, “terang Kasat Reskrim. Kasat Reskrim menambahkan, kami langsung melakukan himabauan se

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Pacenews.id- Mappi- Demi terciptanya situasi kondisi dan harkamtibmas menjelang Pemilukada serentak tahun 2018 yang kondusif, Polres Mappi melaksanakan kunjungan ke kantor Panwaslu Kabupaten Mappi dalam rangka silaturahmi memantapkan sinergitas kemitraan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2018, Rabu pagi (24/01/2018). Dalam silaturahmi Kapolres Mappi AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan,S.I.K,M.I.K yang didampingi Kasat Intelkam Iptu Supriyono diterima komisioner Panwaslu Arnold Kwamtagai S.Sos beserta komisioner,Kegiatan kunjungan ini bertujuan menjalin silaturahmi dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilukada serentak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tahun 2018 Juga sinegritas dan kerjasama semua elemen yang ada diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Kabupaten Mappi. “Pelaksanaan Pemilu pada Juni 2018 mendatang, seluruh elemen mulai dari KPU,Panwaslu serta masyarakat diharapkan bisa bersinerg