Langsung ke konten utama

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Krisis Nilai Budaya Meeuwo di Papua

Oleh: Moses Douw

Nilai budaya di Papua (Meeuwo) menjadi dasar hidup atau filosofi hidup pada zaman dahulu dan pada masa kini menjadi krisis dalam kehidupan, serta kita semakin sering mengabaikan konsepsi Nilai Budaya bersama. Sebab itu, sebelum dari pada kita melalui seharusnya perlu mengetahui apa yang di maksud nilai dan budaya.

Nilai merupakan konsepan mengenai masalah yang mendasar dan yang terpenting serta berharga dan bernilai tinggi dalam kehidupan sosial dari individu hingga kelompok sosial. Sedangkan budaya merupakan akal budi atau hasil cipta dan karsa manusia yang menjadi kebiasaan dalam suatu wilayah. (KBBI). Maka, budaya tidak dapat dipisahkan dari manusia, meski budaya itu adalah hasil manusia. Segala sesuatu yang dihasilkan manusia itu melalui pikiran, perasaan dan kemauannya, itulah yang disebut kebudayaan. Jika terjadi krisis kebudayaan maka sesungguhnya yang harus dicari penyebabnya adalah pada pemikiran, perasaan, dan kemauan manusia itu sendiri. Krisis budaya adalah krisis kemanusiaan. Namun, budaya dan nilai budaya sangat berbeda. Nilai budaya adalah suatu tatanan nilai yang terkandung dalam suatu masyarakat yang berbudaya.

Koteka dan mogee adalah pakaian adat suku-suku Pegunungan Tengah Papua yang berfungsi untuk melindungi tubuh atau sebagai budaya (bukan nilai dari budaya). Tetapi, yang paling penting adalah nilainya. Nilai yang terkandung dalam suatu budaya  atau suku itu sendiri.

Nilai budaya suku MEE di Papua, pada dasarnya hidup diatas kekayaan berpikir. Selalu berlandaskan berpikir sebelum bekerja, berbicara, bercerita, bergaya  dan berbusana. Singkatnya bahwa saya mencukupi makan dan minum dalam kehidupan ini, apabila saya melihat, berpikir dan melakukan. Dengan demikian, tata cara hidup suku MEE di Papua sebelumnya, bahwa mereka memikirkan apa yang akan melakukan? Apa yang akan terjadi di masa mendatang serta efeknya? Dengan itu, masyarakat suku MEE mengetahui dan mewaspadai dengan berbagai cara, agar tidak terjadi persoalan yang membahayakan korban nyawa dan lainya dalam masyarakat suku MEE di Papua itu sendiri.

Sejarah dicatat bahwa, orang MEE dahulu selalu membuat Yuwoo Owa (Rumah Pesta Adat). Sebelum dari pada itu, masyarakat suku MEE merupakan pikiran yang panjang dalam arti bahwa ukuran pemikiran untuk mendeteksi persoalan dini dan masa yang akan datang mengenai pesta adat, agar pada saat pesta adat tidak terjadi krisis ekonomi, sosial dan budaya (Yuwoo noyagako iniya gai beu, keitai beu ekowai beu agiyoko keitetenita note kodo). Berpikir (gai) dalam mengawali rencana merupakan nilai dari budaya suku MEE sehingga suku MEE sangat berbeda jauh dengan suku-suku yang lain di Papua.

Seluruh suku-suku di Papua pada dasarnya terlambat dalam mengikuti perkembangan zaman karena memang Papua adalah masyarakat komunal yang tinggal dan merupakan sistem tersendiri didalamnya, dengan nilai hidup masing-masing. Dengan demikian, dengan adanya berbagai faktor misalnya kebijakan dan globalisasi menjadi ancaman bagi warga masyarakat suku-suku di Papua (Suku MEE).

Dengan perkembangan zaman, masyarakat adat dalam perkembangan menuju masyarakat modern merupakan banyak tantangan yang datang dari luar untuk menghancurkan isi dari suatu daerah khususnya di Papua. Misalkan, masyarakat Papua secara umum nilai sosialisme sangat tinggi antar suku, kelompok dan antar daerah dipedalaman, tetapi pada perjalanannya nilai sosialismenya menghilang begitu saja dengan berbagai kegiatan dan kebijakan Indonesia di Tanah Papua termasuk nilai pancasila (Bineka Tunggal Ika).

Dengan adanya itu, Papua khususnya Meeuwo saja di petakan menjadi Paniai, Dogiai dan Deiyai. Di samping itu, beberapa kabupaten yang berada di Meeuwo kini dikuasai dengan berbagai persoalan internal. Contoh: Togel, dadu serta program pemerintah yang menurunkan Beras JPS (Jaring Pengaman Sosial) yang memudahkan masyarakat terisolasi dengan faktor dari luar. Kita tahu bahwa dengan adanya bantuan dari pemerintah akan membuat masyarakat tidak bekerja, hidupnya instan. “Wah” disitu kami kehilangan ideologi hidup masyarakat suku MEE di Papua, yang dalamnya mengajak kita untuk berkerja.

Dengan tantangan itulah mengajak kepada kita bagimana menghadapi arus globalisasi? Tentunya bahwa kita memegang kembali nilai hidup sesuai dengan tata cara yang berlaku disuatu daerah kita agar mengantisipasi terjadinya krisis nilai budaya karena akan berpengaruh dengan krisis kemanusian suku MEE di Papua.

Manusia seharusnya kembali ke prinsip dasar manusia, agar potensi manusia menjadi seimbang serta menjaga dan mengangkat kodrat manusia sejati guna mencapai masyarakat yang berbudaya. (Marxisme: Hak Masyarakat Kultur; hal: 63)

Kadang kita, lupakan dasar hidup suku MEE di Pegunungan Tengah Papua yang teratur sebagai dasar yang melandasi tata cara hidup suku MEE. Seperti negara Indonesia yang melandasi Pancasila sebagai dasar negara. Ingatlah akan dasar hidup suku MEE!

Sebab demikian, filosofi hidup orang suku MEE merupakan suatu cakupan yang kembali kepada kesadaran kita (kelompok sosial, kelas sosial dan individu) dengan dasar hidup yang dalamnya berbunyi DOU, GAI dan EKOWAI. Artinya bahwa bila kita sudah mengetahui dengan indra kita, harus berpikir, agar kerjanya sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Disamping itu, banyak nilai dari adat dan budaya yang kita punyai. Misalkan: Konaiyo teduaii, yagamoo yoka modogako artinya bahwa dilarang potong kumis sementara istri hamil. Nilai budaya seperti ini yang kita perlu jaga dengan tujuan untuk menjaga kelestarian nilai budaya dan melalui nilai budaya suku MEE, kita bisa menentang budaya dari luar yang datang membawa krisis kemanusian di Papua. (Buletin Woogada Wookebada)


Referensi:
Solaeman M. Munandar. 2001. Ilmu Budaya Dasar (Suatu Pengantar). Bandung. PT Rafika Aditama

Silitonga M. Sabar. 2013. Krisis Nilai Budaya. Jakarta. JUPIIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mob Papua : Nene vs Cucu

Nene dan cucu laki-laki duduk cerita-cerita : Cucu :  " Nene katanya laki dan perermpuan itu tdk boleh tidur sama-sama ka ? Nene : "  Iyo...to Bahaya skali Cucu  : " kenapa jadi ? Nene :" Karena dilarang agama kecuali dong 2 su nikah, nti kalu hamil bagaimana ? Cucu : " Oh..klu bapak dan mama tidak apa2...ee........klu begitu sya sekarang malas tidur lagi dengan nene. Nene : " Bah...knapa jdi ko sudah tdk mau tidur lagi dengan nene ? Cucu : " malas saja to....!!......nanti  nene ko hamil lagi........... hahahah...dilarang senyum2.../////????????.

Lakukan Razia, Polres Keerom Berhasil Amankan Minuman Keras Jenis Bir Bintang

Pacenews, Keerom - Kasat Reskrim  Polres   Keerom  Ipda Hotma P. A. Manurung, S.Tr.K bersama beberapa personilnya melakukan  razia  premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dibeberapa titik di Kab.  Keerom , Jumat (29/12/2017). Saat dikonfirmasi Ipda Hotma P.A Manurung, S.Tr.K, mengatakan bahwa Patroli dan  Razia  Premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dengan sasaran  pemalakan , senjata tajam dan  mabuk  mabukan di Jalan. “kami melakukan penyusuran sepanjang jalan Trans Irian dari  Arso  VII, I, VI,  Arso  Kota dan Workwana dan alhasil kami mendapati beberapa tempat yang digunakan oknum  masyarakat  sedang mengkonsumsi  miras  termasuk ada yang kita dapati mobil parkir di pinggir jalan dengan 3 (tiga) penumpangnya yang sedang  mabuk  setelah kita lakukan pemeriksaan ditemui BB di dalam mobil di temukan adanya minuman beralkohol jenis Bir Bintang 1 karton sdh dikonsumsi dan 1 karton masih utuh, “terang Kasat Reskrim. Kasat Reskrim menambahkan, kami langsung melakukan himabauan se

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Pacenews.id- Mappi- Demi terciptanya situasi kondisi dan harkamtibmas menjelang Pemilukada serentak tahun 2018 yang kondusif, Polres Mappi melaksanakan kunjungan ke kantor Panwaslu Kabupaten Mappi dalam rangka silaturahmi memantapkan sinergitas kemitraan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2018, Rabu pagi (24/01/2018). Dalam silaturahmi Kapolres Mappi AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan,S.I.K,M.I.K yang didampingi Kasat Intelkam Iptu Supriyono diterima komisioner Panwaslu Arnold Kwamtagai S.Sos beserta komisioner,Kegiatan kunjungan ini bertujuan menjalin silaturahmi dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilukada serentak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tahun 2018 Juga sinegritas dan kerjasama semua elemen yang ada diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Kabupaten Mappi. “Pelaksanaan Pemilu pada Juni 2018 mendatang, seluruh elemen mulai dari KPU,Panwaslu serta masyarakat diharapkan bisa bersinerg