Langsung ke konten utama

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Dilema Seorang Wanita Papua: Antara Garuda atau Cenderawasih

14067058051987721009
“Melelahkan”, itu kata yang saya ucapkan ketika seorang teman kampus saya bertanya pendapat saya tentang konflik di Papua. Pertanyaan tersebut saya pikir wajar terucap melihat tersebarnya berita kembali beraksinya OPM, atau yang selalu dibahasakan sebagai “Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)” yang dianggap merongrong kedaulatan Indonesia di Papua, dan ketika ada wanita Papua berada di jantung wilayah Indonesia, yaitu di Pulau Jawa, maka pertanyaan-pertanyaan mungkin akan muncul. Apakah di hati saya “merah-putih” atau “bintang kejora”? Apakah saya memilih Garuda atau Cenderawasih? Apakah saya merayakan 17 Agustus atau 1 Desember? Apakah saya memilih Garuda atau Cenderawasih? Memang tidak ada pertanyaan eksplisit mengenai hal tersebut, tapi pertanyaan-pertanyaan “menjurus” untuk mengetahui apa pilihan saya dalam konflik di Papua pernah dilontarkan beberapa teman saya.

“Kau beruntung tidak lahir di daerah konflik” kata saya dalam hati bila ada pertanyaan yang “menjurus” tersebut terlontar kepada saya. Jangan salah menilai, saya tidak pernah mengeluh untuk lahir sebagai wanita Papua, kulit hitam dan rambut keriting seperti halnya ras Melanesia di Papua melekat pada diri saya, dan saya bersyukur kepada Tuhan akan hal itu. Tapi saya selalu berandai-andai, saya akan lebih bersyukur apabila dilahirkan sebagai wanita Melanesia di Papua yang damai.
Dalam bahasa sederhana saya, saya ibaratkan konflik di Papua sebagai konflik rumah tangga. Papua adalah ibu saya, Indonesia adalah bapak saya, integrasi Papua ke Indonesia adalah perkawinan bapak dan ibu saya, dan saya adalah anaknya. Ketika bapak dan ibu berkonflik dan perkawinan mereka terguncang, si anak lah yang menjadi korban. Akan menjadi beban bagi si anak bila harus memilih, karena memilih antara bapak atau ibu, tidak seperti memilih antara somay atau batagor. Maksud saya di sini adalah, pilihan ini bukan hanya pilihan urusan perut, pilihan ini adalah pilihan tentang batin.
Dan saya selalu berharap, pilihan “bapak atau ibu” tidak pernah hadir dalam kehidupan saya, karena saya menganggap pilihan “bapak atau ibu” bukanlah pilihan, si anak butuh keduanya. Pilihan tersebut, sampai kapanpun, akan melukai si anak. 


Epilog
Kedua teman kost saya kembali dari liburan lebarannya sore ini, seorang wanita asli Purwekerto yang manis dengan jilbabnya yang berlebaran di rumah saudaranya di Karawang dan seorang wanita anggun asal Jakarta, kami memang menyewa kamar yang cukup besar dan biaya hidup ditanggung bersama. Masih sambil menulis artikel ini, saya bertanya kepada teman saya asal Jakarta, “Gimana, jadi putus kah kau dengan abang itu?” Tanya saya kepadanya. Teman saya ini memang berencana untuk memutuskan hubungan dengan pacarnya setelah menjalin hubungan lebih dari 7 tahun dengan alasan sudah tidak ada kesamaan jalan. “Entahlah” katanya singkat tapi terasa berat. “Sebelum putus, kamu ingat-ingat dulu apa yang telah abang itu lakukan buat hubungan kalian, apakah layak kalian berpisah?” kata teman saya yang berasal dari Purwekerto, bijak.

“Apakah layak kalian berpisah?” kalimat yang singkat, tapi tepat. Seperti hubungan antara Papua dengan Indonesia, apakah layak untuk berpisah? Lalu saya berfikir, apakah yang sudah dilakukan Indonesia untuk Papua? Apa hal yang paling berharga yang diberikan Indonesia untuk Papua. Setelah agak lama, saya berfikir mungkin bahasa Indonesia, adalah hal paling berharga yang diberikan Indonesia, bukan pembangunan, bukan kesejahteraan, bukan Otsus bukan juga UP4. Papua terdiri atas ratusan suku dengan ratusan bahasa. Suku-suku tersebut berdiri sendiri dengan bahasanya masing-masing. Bahasa Indonesia lah yang membuat antar suku bisa berkomunikasi, bahasa Indonesialah yang membuat kami terhubung satu sama lain, bahasa Indonesialah yang membuat orang Papua menjadi orang Papua selain orang dari suku mereka.

Mungkin, bapak dan ibu memang tak seharusnya berpisah. Mungkin, Papua dan Indonesia memang tidak layak berpisah. Evha Uaga 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mob Papua : Nene vs Cucu

Nene dan cucu laki-laki duduk cerita-cerita : Cucu :  " Nene katanya laki dan perermpuan itu tdk boleh tidur sama-sama ka ? Nene : "  Iyo...to Bahaya skali Cucu  : " kenapa jadi ? Nene :" Karena dilarang agama kecuali dong 2 su nikah, nti kalu hamil bagaimana ? Cucu : " Oh..klu bapak dan mama tidak apa2...ee........klu begitu sya sekarang malas tidur lagi dengan nene. Nene : " Bah...knapa jdi ko sudah tdk mau tidur lagi dengan nene ? Cucu : " malas saja to....!!......nanti  nene ko hamil lagi........... hahahah...dilarang senyum2.../////????????.

Lakukan Razia, Polres Keerom Berhasil Amankan Minuman Keras Jenis Bir Bintang

Pacenews, Keerom - Kasat Reskrim  Polres   Keerom  Ipda Hotma P. A. Manurung, S.Tr.K bersama beberapa personilnya melakukan  razia  premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dibeberapa titik di Kab.  Keerom , Jumat (29/12/2017). Saat dikonfirmasi Ipda Hotma P.A Manurung, S.Tr.K, mengatakan bahwa Patroli dan  Razia  Premanisme jelang perayaan Tahun baru 2018 dengan sasaran  pemalakan , senjata tajam dan  mabuk  mabukan di Jalan. “kami melakukan penyusuran sepanjang jalan Trans Irian dari  Arso  VII, I, VI,  Arso  Kota dan Workwana dan alhasil kami mendapati beberapa tempat yang digunakan oknum  masyarakat  sedang mengkonsumsi  miras  termasuk ada yang kita dapati mobil parkir di pinggir jalan dengan 3 (tiga) penumpangnya yang sedang  mabuk  setelah kita lakukan pemeriksaan ditemui BB di dalam mobil di temukan adanya minuman beralkohol jenis Bir Bintang 1 karton sdh dikonsumsi dan 1 karton masih utuh, “terang Kasat Reskrim. Kasat Reskrim menambahkan, kami langsung melakukan himabauan se

Pilkada 2018, Kapolres Mappi Kunjungi Panwaslu dan Harap Tercipta Sinergitas Yang Terbaik

Pacenews.id- Mappi- Demi terciptanya situasi kondisi dan harkamtibmas menjelang Pemilukada serentak tahun 2018 yang kondusif, Polres Mappi melaksanakan kunjungan ke kantor Panwaslu Kabupaten Mappi dalam rangka silaturahmi memantapkan sinergitas kemitraan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2018, Rabu pagi (24/01/2018). Dalam silaturahmi Kapolres Mappi AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan,S.I.K,M.I.K yang didampingi Kasat Intelkam Iptu Supriyono diterima komisioner Panwaslu Arnold Kwamtagai S.Sos beserta komisioner,Kegiatan kunjungan ini bertujuan menjalin silaturahmi dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilukada serentak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tahun 2018 Juga sinegritas dan kerjasama semua elemen yang ada diharapkan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat Kabupaten Mappi. “Pelaksanaan Pemilu pada Juni 2018 mendatang, seluruh elemen mulai dari KPU,Panwaslu serta masyarakat diharapkan bisa bersinerg