Kata “Papua” mungkin akan memunculkan beragam pikiran yang terlintas dalam benak setiap orang saat mendengarnya. Mungkin bagi sebagian orang ketika mendengarnya yang sontak terfikir adalah Papua merupakan pulau yang kaya akan pemandangan, mungkin juga bagi sebagian yang lain yang sontak terfikir adalah Papua merupakan tempat yang masih tertinggal atau primitiv, atau bahkan mungkin juga bagi sebagian lainnya yang sontak akan terfikir adalah Papua merupakan salah satu daerah yang senantiasa diwarnai konflik.
Memang, Papua bukanlah sebuah pulau yang suci, sehingga setiap informasi yang akan terdengar mengenainya akan senantiasa bersih dari hal-hal yang bersifat negatif. Terkadang terdengar informasi bahwa di Papua orang-orangnya masih hidup primitiv, tempramental, belum berbaju, kerap terjadi bentrokkan dan lain sebagainya. Terkadang juga terdengar informasi bahwa orang-orang Papua merasa terjajah oleh para pendatang yang datang dari pulau Indonesia selainnya, atau bahkan terkadang terdengar juga informasi bahwa ada sebagian orang-orang Papua yang selalu menyerukan “referndum” untuk memisahkan diri dari ikatan suci bumi pertiwi Indonesia. Apapun hal-hal yang bersifat negatif yang mungkin terdengar, semuanya tidak senantiasa mutlak seperti yang terdengar atau bahkan banyak sekali informasi-informasi tersebut tidak benar sama sekali.
Temukanlah “Cinta di Papua”.
Apapun informasi yang tersebar tentang Papua, penulis memiliki pengalaman tersendiri sebagai salah seorang yang kini hidup menghirup udara kedamaian dan penuh cinta di Papua. Papua merupakan salah satu daerah yang diliputi dengan suasana yang damai, penuh toleransi, diliputi kasih sayang dan dihiasi dengan beragam pemandangangan yang mempesona. Batapa tidak, Papua merupakan salah satu wilayah Indonesia yang dianugerahi Tuhan dengan banyak kekayaan alam, budaya, kesenian, keindahan alam dan lain sebagainya.
Rasanya tidak berlebihan bila penulis meyakini bahwa tidak akan ada yang tidak tahu bahwa Papua itu merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini setidaknya dapat kita ketahui seperti misalnya kekayaan Papuadalam bidang pertambangan seperti emas, tembaga, batubara dan jenis lainnya. Informasi mengenai kekayaan alam ini dapat diketahui lebih jauh seperti yang dipaparkan dalam situs http://www.indonesia.go.id.
Selain itu, tidak berlebihan juga bila penulis meyakini bahwa tidak akan ada yang tidak tahu bahwa Papua merupakan wilayah yang memiliki banyak pemandangan alamnya, terutama pemandangan alam pantai-pantainya yang elok. Katakanlah seperti pantai Raja Ampat, pantai tersebut merupakan salah satu pantai di Papuayang indah mempesona bak surga dunia. Selain Raja Ampat, pantai-pantai yang lainnya misalnya seperti pantai Harlem, Bakaro, Lampu Satu, Tanjung kasuari, Holtekamp dan yang lainnya.
Kehidupan toleransi di Papua-pun begitu baik. Sebagai contoh konkrit yang dapat penulis sajikan adalah dalam prihal toleransi kehidupan beragama. Pada beberapa wilayah Indonesia masih sering terdengar terjadi penistaan-penistaan dengan latar belakang perbedaan agama, penyerangan dan pembakaran rumah ibadah, dan lain sebagainya. Hal ini, lain halnya dengan di Papua seperti yang penulis rasakan. Papua merupakan wilayah yang dihuni penduduk dengan mayoritas beragama nasrani, namun mereka begitu toleran terhadap penduduk-penduduk lainnya yang beragama islam, hindu dan budha. Umat muslim, hindu dan budha masih dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah dengan tenang tanpa gangguan. Begitulah indahnya toleransi yang penulis rasakan di Papua.
Warga Papua asli-pun hidup dengan penuh kasih sayang dengan para pendatang. Mereka begitu ramah, terlebih senyuman-senyuman mereka yang penulis rasakan begitu tulus dan memberikan pesan kehangatan. Semua itu seolah mereka sedang menghembuskan nafas penuh kasih bak mereka sedang menjelma menjadi hamba Tuhan yang Maha Pengasih. Indahnya Papua, begitu damai dan penuh cinta. Berkunjunglah, temukan dan rasakan kedamaian dan “Cinta di Papua”.
Salam hangat (Daris Asgar).
Komentar
Posting Komentar